Sejahtera Dengan Tauhid
Siapapun
diantara kita tentu menginginkan negeri yang makmur dan sejahtera serta
aman dan sentosa. Mungkinkah itu negara seindah itu terwujud..?
Simak berfirman Allah berikut ini:
وَلَوْ أَنَّ أَهْلَ الْقُرَىٰ آمَنُوا
وَاتَّقَوْا لَفَتَحْنَا عَلَيْهِم بَرَكَاتٍ مِّنَ السَّمَاءِ وَالْأَرْضِ
وَلَٰكِن كَذَّبُوا فَأَخَذْنَاهُم بِمَا كَانُوا يَكْسِبُونَ
“Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa,
pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan
bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa
mereka disebabkan perbuatannya.” (Al-A’raf: 96)
As-Si’di menjelaskan:
“Allah mengabarkan bahwa sekiranya penduduk suatu negeri beriman
dengan hati dan dengan keimanan yang jujur serta dibenarkan oleh
perilaku, mereka mengenakan pakaian ketaqwaan pada Allah baik lahir
lahir batin juga meninggalkan seluruh apa yang diharamkan Allah, tentu
Dia akan membukakan keberkahan-keberkahan langit dan bumi kepada mereka.
Allah akan mengirimkan hujan lebat dan menumbuhkan tumbuh-tumbuhan di
muka bumi yang dengannya mereka (penduduk negeri) dan hewan-hewan ternak
dapat melangsungkan kehidupan dalam kesejahteraan hidup dan kelimpahan
rizki, tanpa kesukaran, capek, kepayahan, dan jerih payah.
Akan tetapi mereka enggan beriman, (Maka kami menyiksa mereka
disebabkan apa yang mereka lakukan) dengan hukuman berupa musibah,
dicabutnya keberkahan dan banyaknya kecelakaan sebagian balasan terhadap
sebagian dari perbuatan mereka. Jika tidak, sekiranya mereka disiksa
karena seluruh yang mereka lakukan, tentu Allah tidak akan menyisakan
satu hewan melata pun di atas permukaan bumi. ”
Apa yang disebutkan syaikh selaras dengan firman Allah yang artinya:
“Dan kalau sekiranya Allah menyiksa manusia disebabkan berbuatan
mereka, niscaya Dia tidak akan meninggalkan di atas permukaan bumi suatu
mahluk yang melatapun akan tetapi Allah menangguhkan (penyiksaan)
mereka, sampai waktu yang tertentu; maka apabila datang ajal mereka,
maka sesungguhnya Allah adalah Maha Melihat (keadaan) hamba-hamba-Nya.’ (QS Fathir: 45))
Allah juga berfirman:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ
وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُمْ بَعْضَ الَّذِي
عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ ْ
“Telah nampak keruskan di darat dan lautan karena sebab ulah
tangan-tangan manusia agar Allah memberi pelajaran (baca: merasakan)
pada mereka terhadap sebagian yang mereka lakukan. Mudah-mudahan mereka
kembali (ke jalan yang benar)” (QS Ar-Rum; 41)
Syaikhul Islam rahimahullah pernah mengatakan:
قال شيخ الإسلام رحمه الله : ومن تدبر
أحوال العالم وجد كل صلاح في الأرض فسببه توحيد الله وعبادته وطاعة رسوله .
وكل شر في العالم وفتنة وبلاء وقحط وتسليط عدو وغير ذلك فسببه :مخالفة
الرسول والدعوة إلى غير الله .
Siapa saja yang memperhatikan kondisi alam semesta maka ia akan dapati bahwa segala keberkahan yang ada di bumi sebabnya karena:
- Mentauhidkan Allah dan menyembahNya
- Serta mentaati Rasulullah.
Dan setiap kerusakan di alam semesta ini, timbulnya fitnah, bala
musibah, kekeringan, penjajahan musuh dan sebagainya itu disebabkan
karena:
- Menyelisihi Rasulullah dan
- Berdoa kepada selain Allah.
(Al-Fatawa: 15/ 25)
Mungkin inilah rahasia dibalik kemakmuran dan kesejahteraan kerajaan
Saudi. Padahal tanahnya berupa padang pasir yang tandus dan hujan hanya
datang setahun sekali. Tapi karena pemimpin dan rakyatnya mentauhidkan
Allah, beriman kepada-Nya serta melaksanakan hukum-hukum-Nya, maka Allah
melimpahkan keamanan dan kesejahteraan kepada seluruh penduduk
negerinya.
Coba bandingkan dengan negara-negara Islam lainnya, kita akan akan
mendapati pemandangan yang sangat kontras. Anda tahu kenapa..? Itu
karena mereka berpaling dari hukum Allah, syirik merajalela dimana-mana,
khurafat dan bid’ah dianggap budaya yang perlu di jaga dan
dilestarikan. Tak heran bila mereka ditimpa berbagai kemalangan dan
malapetaka, berpindah dari satu musibah ke musibah yang lain.
Di negara-negara itu kejujuran menjadi barang langka, rasa takut
selalu mencekam, mayoritas masyarakatnya hidup di bawah garis
kemiskinan. Padahal mereka dikaruniai tanah yang subur dan hijau. Tapi
apalah artinya tanah yang subur bila keberkahannya dicabut.
Sudah saatnya bangsa kita bangkit untuk sejahtera.
Mulailah dengan tauhid.
____________________
Madinah 25 shafar 1436 H
Madinah 25 shafar 1436 H
—
Penulis: Ust. Aan Chandra Thalib, Lc.
Artikel Muslim.Or.Id
0 Komentar