Kecantikan Sejati
Dikirim: Ummu Yusuf Wikayatu Diny
Muroja’ah: Ust Aris Munandar
Muroja’ah: Ust Aris Munandar
Adalah kebahagiaan seorang laki-laki ketika Allah menganugrahkannya
seorang istri yang apabila ia memandangnya, ia merasa semakin sayang.
Kepenatan selama di luar rumah terkikis ketika memandang wajah istri
yang tercinta. Kesenangan di luar tak menjadikan suami merasa jengah di
rumah. Sebab surga ada di rumahnya; Baiti Jannati (rumahku surgaku).
Kebahagiaan ini lahir dari istri yang apabila suami memandangnya, membuat suami bertambah kuat jalinan perasaannya. Wajah istri adalah keteduhan, telaga yang memberi kesejukan ketika suami mengalami kegerahan. Lalu apakah yang ada pada diri seorang istri, sehingga ketika suami memandangnya semakin besar rasa sayangnya? Konon, seorang laki-laki akan mudah terkesan oleh kecantikan wajah. Sempurnalah kebahagiaan seorang laki-laki jika ia memiliki istri yang berwajah memikat.
Tapi asumsi ini segera dibantah oleh dua hal. Pertama, bantahan berupa fakta-fakta. Dan kedua, bantahan dari sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Konon, Christina Onassis, mempunyai wajah yang sangat cantik. Ia
juga memiliki kekayaan yang sangat besar. Mendiang ayahnya meninggalkan
harta warisan yang berlimpah, antara lain kapal pesiar pribadi, dan
pulau milik pribadi juga. Telah beberapa kali menikah, tetapi Christina
harus menghadapi kenyataan pahit. Seluruh pernikahannya berakhir dengan
kekecewaan. Terakhir ia menutup kisah hidupnya dengan satu keputusan:
bunuh diri.
Kecantikan wajah Christina tidak membuat suaminya semakin sayang
ketika memandangnya. Jalinan perasaan antara ia dan suami-suaminya
tidak pernah kuat.
Kasus ini memberikan ibroh kepada kita bahwa bukan kecantikan wajah
secara fisik yang dapat membuat suami semakin sayang ketika
memandangnya. Ada yang bersifat psikis, atau lebih tepatnya bersifat
qalbiyyah!
Bantahan kedua, sabda Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam: “Seorang
wanita dinikahi karena empat hal; karena hartanya, keturunannya,
kecantikannya, dan agamanya. Maka pilihlah yang taat beragama niscaya
kamu akan beruntung.” (HR. bukhari, Muslim)
Hadist di atas sebagai penguat bahwa kesejukan ketika memandang
sehingga perasaan suami semakin sayang, letaknya bukan pada keelokan
rupa secara zhahir. Ada yang bersifat bathiniyyah.
Dengan demikian wahai saudariku muslimah, tidak mesti kita harus
mempercantik diri dengan alat kosmetik atau dengan menggunakan
gaun-gaun aduhai yang akhirnya akan membawa kita pada sikap berlebihan
pada hal yang halal bahkan menyebabkan kita menjadi lalai dan
meninggalkan segala yang bermanfaat dalam perkara-perkara akhirat, wal ‘iyadzubillah.
Namun tidak berarti kita meninggalkan perawatan diri dengan menjaga
fitrah manusia, dengan menjaga kebersihan, kesegaran dan keharuman
tubuh yang akhirnya melalaikan diri dalam menjaga hak suami. Ada yang
lebih berarti dari semua itu, ada yang lebih penting untuk kita lakukan
demi mendapatkan cinta suami.
Sesungguhnya cinta yang dicari dari diri seorang wanita adalah
sesuatu pengaruh yang terbit dari dalam jiwa dengan segala kemuliaannya
dan mempunyai harga diri, dapat menjaga diri, suci, bersih, dan membuat
kehidupan lebih tinggi di atas egonya.
Untuk itulah saudariku muslimah… Tuangkanlah di dalam dada dan
hatimu dengan cinta dan kasih sayang serta tanamkanlah kemuliaan wanita
muslimah seperti jiwamu yang penuh dengan kebaikan, perhatian serta
kelembutan. Bukankah kita telah melihat contoh-contoh yang gemilang
dari pribadi-pribadi yang kuat dari para shahabiyyah radiyallahu ‘anhunna…?
Janganlah engkau penuhi dirimu dengan ahlak yang selalu sedih dan
gelisah, banyak pengaduan dan keluh kesah dan selalu mengancam, karena
hal tersebut akan menggelapkan hatimu. Tersenyumlah untuk kehidupan.
Seperti kuatnya para shahabiyyah dalam menghadapi kehidupan yang keras
dan betapa kuatnya wanita-wanita yang lembut itu mempertahankan
agamanya…
Perhiasan jiwa, itulah yang lebih utama. Yaitu sifat-sifat dan budi
pekerti yang diajarkan Islam, yang diawali dengan sifat keimanan.
Sebagaimana firman Allah, (yang artinya) “Tetapi Allah menjadikan
kamu cinta kepada keimanan dan menjadikan iman itu indah dalam hatimu
serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan
kedurhakaan.” (QS. Al-Hujaraat: 7)
Apabila keimanan telah benar-benar terpatri dalam hati, maka akan
tumbuhlah sifat-sifat indah yang menghiasi diri manusia, mulai dari
Ketakwaan, Ilmu, Rasa Malu, Jujur, Terhormat, Berani, Sabar, Lemah
Lembut, Baik Budi Pekerti, Menjaga Silaturrahim, dan sifat-sifat
terpuji lainnya yang tidak mungkin disebut satu-persatu. Semuanya
adalah nikmat Allah Subhanahu wa Ta’ala yang diberikan kepada
hamba-hambanya agar dapat bahagia hidup di dunia dan akhirat.
Wanita benar-benar sangat diuntungkan, karena ia memiliki kesempatan
yang lebih besar dalam hal perhiasan jiwa dengan arti yang
sesungguhnya, yaitu ketika wanita memiliki sifat-sifat terpuji yang
mengangkat derajatnya ke puncak kemuliaan, dan jauh dari segala sesuatu
yang dapat menghancurkanya dan menghilangkan rasa malunya….!
Saudariku… jika engkau telah menikah, maka nasihat ini untuk
mengingatkanmu agar engkau selalu menampilkan kecantikan dirimu dengan
kecantikan sejati yang berasal dari dalam jiwamu, bukan dengan
kecantikan sebab yang akan lenyap dengan lenyapnya sebab.
Saudariku… jika saat ini Allah belum mengaruniai engkau jodoh
seorang suami yang sholeh, maka persiapkanlah dirimu untuk menjadi
istri yang sholihah dengan memperbaiki diri dari kekurangan yang
dimiliki lalu tutuplah ia dengan memunculkan potensi yang engkau miliki
untuk mendekatkan dirimu kepada Yang Maha Rahman, mempercantik diri
dengan ketakwaan kepada Allah yang dengannya akan tumbuh keimanan dalam
hatimu sehingga engkau dapat menghiasi dirimu dengan akhlak yang mulia.
Saudariku… ini adalah sebuah nasihat yang apabila engkau
mengambilnya maka tidak ada yang akan diuntungkan melainkan dirimu
sendiri.
Disalin dari: Buletin al-Izzah edisi no16/thn III/Muharram 1425 H
(Bulletin ini diterbitkan oleh Forkimus (Forum Kajian Islam Muslimah Salafiyah) Mataram, Lombok, NTB)
***
Artikel www.muslimah.or.id
0 Komentar