Jika Ingin Mengambil Anak Angkat
Mengambil anak angkat adalah solusi terakhir bagi mereka
yang tidak juga dikaruniai anak dalam jangka waktu yang lama dan
berbagai usaha sudah dilakukan. Akan tetapi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan ketika hendak mengambil anak angkat terutama masalah mahram
dan penisbatan terhadap nasabnya.
Perlu diketahui bahwa Islam menghapuskan kebiasaan mengangkat anak
dan kemudian menjadikan statusnya sebagaimana anak kandung yang berlaku
hak kemahraman dan warisan.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam sebelum diutus menjadi nabi pernah mengangkat anak yaitu sahabat Zaid bin Haritsah radhiallahu ‘anhu
dan namanya berubah menjadi Zaid bin Muhammad .
Ketika beliau menjadi
nabi, nama Zaid tetaplah Zaid bin Muhammad. Kemudian turunlah ayat yang
menghapus kebolehan mengangkat anak dinasabkan kepada ayah angkatnya.
Allah Ta’ala berfirman,
وَمَا جَعَلَ أَدْعِيَآءَكُمْ أَبْنَآءَكُمْ. ذَلِكُمْ قَوْلُكُمْ
بِأَفْوَاهِكُمْ. وَاللهُ يَقُوْلُ الْحَقُّ وَهُوَ يَهْدِي السَّبِيْلَ
“…Dan Dia tidak menjadikan anak-anak angkatmu menjadi anak
kandungmu. Yang demikian itu hanyalah perkataanmu di mulut saja,
sedangkan Allah mengatakan yang haq, dan Dia menunjuki kepada jalan yang
benar.” (QS. Al-Ahzab: 4)
Dan hadits,
عَنِ ابْنِ عُمَرَ أَنَّ زَيْدَ بْنَ حَارِثَةَ مَوْلَى رَسُوْلُ اللهِ
مَا كُنَّا نَدْعُوْهُ إِلاَّ زَيْدَ بْنَ مُحَمَّدٍ حَتَّى نَزَلَ
الْقُرْآنُ ادْعُوْهُمْ لِآبَائِهِمْ
Dari Ibnu Umar bahwa Zaid bin Haritsah maula Rasulullah, (Ibnu
Umar berkata), “Dulu kami tidak memanggil Zaid kecuali dengna panggilan
Zaid bin Muhammad, sehingga turunlah ayat; (panggillah anak-anak
angkatmu dengan (menasabkan kepada) nama bapak-bapak mereka, karena
itulah yang lebih adil di sisi Allah.” (HR. Bukhari no. 4782, dan Muslim no.2425)
Bagaimana solusinya?
Sebenarnya yang menjadi masalah adalah anak tersebut jika sudah dewasa dan baligh bukanlah mahram bagi keluarga tersebut.
Maka tidak boleh berduaan, bersentuhan dan berinteraksi bebas
sebagaimana bapak dan anak perempuan atau ibu dan anak laki-laki.
Maka dalam hal ini ada dua solusi.
1. Mengambil anak angkat dari keluarga yang masih ada hubungan keluarga dengan istri atau suami.
Misalnya ingin mengangkat anak perempuan, maka bisa mengambil anak
dari saudara kandung suami. Sehingga status anak perempuan tersebut
adalah mahram bagi suami karena suami adalah pamannya.
Jika ingin mengangkat anak laki-laki, maka bisa mengambil anak dari
saudara kandung istri. Sehingga status istri adalah mahram bagi anak
laki-laki tersebut karena istri adalah bibinya.
Namun walau demikian, tetap saja status anak angkat tersebut tidak memiliki status sebagai anak secara nasab dan status waris.
2. Anak susuan
Jika tidak ada anak dari keluarga yang bisa diangkat menjadi anak,
maka bisa meminta keluarga misalnya saudara kandung wanita agar
menyusukan anak angkat yang masih kecil. Sehingga menjadi mahram melalui
jalur persusuan. Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
يَحْرُمُ مِنَ الرَّضَاعِ مَايَحْرُمُ مِنَ النَّسَبِ
“Persusuan itu menyebabkan adanya hubungan mahram, sama seperti keturuanan.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Adapun syaratnya menurut pendapat terkuat:
- Usia anak minimal 2 tahun. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لاَ رَضَاعَ إِلاَّ فِيْ حَوْلَيْنِ
“Tidak ada persusuan (yang menjadikan mahram) kecuali pada umur dua tahun.” (HR. Baihaqi: 1544). - Minimal 5 kali persusuan dan patokannya sampai bayi kenyang dan melepas sendiri susuannya. Aisyah radhiallahu ‘anha berkata,
كَانَ فِيْمَا أُنْزِلَ مِنَ الْقُرْآنِ عَشْرُ رَضَعَاتٍ مَعْلُوْمَاتٍ يُحَرِّمْنَ ثُمَّ نُسِخْنَ بِخَمْسٍ مَعْلُوْمَاتٍ فَتُوُفِّيَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَاْلأَمْرُ عَلَى ذَلِكَ
“Yang pernah diturunkan dalam Al-Quran adalah bahwa sepuluh kali persusuan menyebabkan adanya hubungan mahram, kemudian hal itu dihapus menjadi lima kali persusuan. Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam wafat dan keadaan masih seperti itu.” (HR. Muslim dan At-Tirmidzi dan kitab Jami’-nya, dan lafal hadits ini diambil dari beliau).
Demikian semoga bermanfaat
—
Penyusun: dr. Raehanul Bahraen
Artikel Muslimah.or.id
0 Komentar