Buku Tamu

Trust - Kepercayaan

Felix Siauw on Tips Dakwah #1 Trust - Kepercayaan



Ada satu hal yang merupakan kunci dari dakwah yang berhasil, Trust – Kepercayaan. Yang bila hal ini ada pada orang yang kita dakwahi, insya Allah mereka akan menerima dengan lebih mudah, lebih segera dan tentunya lebih bertahan lama.

Seseorang menerima dakwah kita karena dia percaya kepada kita, bukan sebaliknya. Jangankan kepada sesuatu yang benar, sesuatu yang salah pun akan diterima seandainya orang sudah percaya.

Efek dari kepercayaan juga sangat luar biasa, suatu perkataan atau perbuatan terasa lebih mudah diterima apabila sudah ada kepercayaan.

Mungkin biasa saja apabila kita mengatakan di depan publik “sesungguhnya yang paling baik diantara laki-laki adalah yang paling baik kepada istri-istrinya”. Namun apabila kita tambahkan “Rasulullah bersabda: sesungguhnya yang paling baik diantara laki-laki adalah yang paling baik kepada istri-istrinya” maka efeknya akan lain. Itu karena Rasulullah dipercaya.

Saking pentingnya isu kepercayaan ini, Allah pun menunjukkan pada kita bahwa Dia memilih Muhammad Shallallahu'alahi wassalam salah satunya adalah karena beliau bergelar Al-Amin (yang dapat dipercaya) bahkan jauh sebelum beliau Muhammad Shallallahu'alahi wassalam diangkat menjadi Nabi dan Rasul.

Lalu apa yang mempengarhi kepercayaan seseorang pada kita? Simak dulu yang dibawah ini

1. Reputasi dan Referensi
Jelas lebih mudah mempercayai seseorang yang telah memiliki reputasi (brand image). Reputasi atau brand image kita adalah segala sesuatu nilai yang terbersit pada audiens ketika mendengar atau melihat kita. Dan efek terhadap kepercayaan sangat besar sekali.

Hal ini juga berkaitan dengan referensi. Semakin banyak seseorang mendengar kita dari teman atau lingkungannya, semakin mudah pula dia mempercayai kita.

Maka reputasi dan referensi tidak dibangun dalam semalam. Ia adalah akumulasi dari setiap amal kita di dunia kita, yang menumpuk dalam waktu yang lama dan membentuk brand image.

Reputasi dan referensi juga terkait erat dengan cara berpenampilan yang konsisten dan rapi. Ingat bahwa manusia cenderung melihat fisik dan menilai seseorang dari 30 detik pertama.

Membangun reputasi dan referensi memerlukan 1 kata, konsistensi. Siapa yang konsisten dengan satu perbuatan, maka pasti akan melahirkan reputasi. Misal, bila menyebut dzikir kita akan ingat Arifin Ilham, sedekah ingat Yusuf Mansur, Khilafah ingat Hizbut Tahrir, dan sebagainya.

Membentuk reputasi dan referensi tidak mungkin dalam waktu singkat. Bila anda mau instan, lupakan saja. Orang akan mengingat anda karena konsistensi, bukan perilaku oportunis.

Bila reputasi telah terbentuk, referensi akan datang dengan sendirinya, dan rasakan begitu mudah berdakwah bila seseorang telah percaya pada kita.

2. Satu Perahu
Selain itu kepercayaan juga akan muncul apabila kita dan audiens merasa ‘satu perahu’. Seorang Muslim tentunya akan merasa lebih nyaman dan percaya dengan Muslim yang lain ketimbang yang non-Muslim. Begitu pula kesamaan membuat kepercayaan.

Satu bahasa menimbulkan kepercayaan, satu agama menimbulkan kepercayaan, satu nasib menimbulkan kepercayaan, bahkan satu klub bola menimbulkan kepercayaan.

Maka ketika kita berdakwah, pastikan kita berada ‘satu perahu’ dengan audiens. Sehingga kita bukan terkesan ‘menggurui’ atau ‘digurui’, tapi berada dalam posisi yang sama. Bersebelahan duduk dan berbagi kesulitan serta kesenangan.

 3. Keahlian (Expertise)
Ada satu hal yang sering dilupakan oleh pengemban dakwah, bahwa kepercayaan tidak dibangun dengan cara yang manipulatif (tipuan) dan artifisial (buatan). Kepercayaan memang dapat dimanipulasi, namun tidak akan bertahan lama, dan kecewa lebih besar akan terjadi bila kepercayaan dimanipulasi

Kebanyakan yang terjadi sekarang, pengemban dakwah terlalu ‘membesar-besarkan’ dirinya. Bertindak tak sesuai dengan maqam dan keahliannya, berbicara tsartsarah (melebih-lebihkan). Padahal keahliannya belum samasekali sampai disana.

Kepercayaan bisa dimanipulasi dengan hal seperti itu, namun yang mengekalkan kepercayaan adalah expertise (keahlian) yang tanpanya perbuatan dan perkataan hanya jadi omong kosong.

Maka bila kita ingin dipercaya, jadilah ahli dibidang kita. Rajin mengumpulkan tsaqafah dengan membaca, menulis dan menyampaikan adalah ciri pengemban dakwah. Jangan malas menjadi ahli bila ingin dipercaya.

Coba pikir, pilih mana, disuntik orang yang bergelar Dr (Dokter), atau disuntik orang bergelar DrH (Dokter Hewan)? :D

Keahlian bisa saja dicapai melalui pendidikan formal, namun jalur non-formal juga tidak kalah banyaknya dan melahirkan orang-orang yang tidak kalah hebatnya.

Masih banyak lagi hal yang bisa membuat orang percaya dengan kita, salah satunya kedekatan kita dengan Allah yang akan kita bahas dalam sesi khusus.

 Silahkan temukan sendiri dan bangun brand image kita. Selain itu bijaksanalah dan dekatlah secara emosional dengan mad’u. Ingat pula yang terpenting untuk menjadi ahli pada bidangnya. Dan bersabarlah dalam melakukannya, mudah-mudahan kita lebih mudah berdakwah. Mecca wasn’t build in days – Neither Rome won’t be conquered in days.

Felix Siauw
follow me on twitter @felixsiauw

Posting Komentar

0 Komentar