Negaraku Sedang Diadu Bak Domba.
=====Sobat! Dunia politik memang selalu berlika-liku,
dan penuh dengan teka teki.
Yang licik dan kejam maka sering kali berhasil sedangkan yang jujur,
dan selalu lurus-lurus saja kerap kali menjadi korbannya.
Hiruk pikuk yang sedang melanda negri kita,
bila dilihat secara kasat mata maka terkesan semuanya berjalan secara alami alias tanpa rekayasa.
Namun bila direnungkan dengan baik,
dan berbagai kejadian dikaitkan,
niscaya anda dapat menarik satu benang merah yang melilit semuanya.
Kekacauan politik, sosial, budaya, dan lainya sejatinya
adalah bagian dari skenario besar.
Ada tangan tangan besar dan jahat
sedang mengobok-obok negri kita agar menjadi keruh
dan akhirnya mereka bisa memancing di air keruh
tanpa ada yang bisa mengetahui atau melawannya.
Nampaknya mereka sengaja membenturkan berbagai elemen
dan kelompok yang ada di negri kita,
agar mereka dengan leluasa bisa menjalankan
setiap tahapan skenario mereka
dan akhirnya mereka menjajah atau menguasai negri kita.
Berbagai elemen ummat Islam diadu,
mereka dengan rajin dan gigihnya memainkan isu wahabi dan sunni,
wahabi dan ormas ormas yang ada,
berbagai tokoh disodok-sodok,
media-media islam,
sekolah sekolah Islam dan segala yang berbau islam
disudutkan dengan berbagai isu radikalisme.
Bahkan dengan jelas benang merah mulai mengarah pada membenturkan ummat Islam dengan pemerintah sendiri, TNI, Polri dan lainnya. Mahasiswa terus dipancing agar anarkis dan kembali turun ke jalan sehingga kondisi negara kita semakin keruh dan keruh.
Pemblokiran beberapa situs islamy -menurut hemat saya- adalah salah satu upaya mereka untuk membenturkan ummat islam dan aktifis islam dengan pemerintah. Karena itu pesan saya kepada para pengelola situs tersebut agar bisa lebih bersabar dan menahan diri agar tidak berbenturan dengan pemerintah sendiri. Ingatlah bahwa anda semua sedang dijadikan alat untuk membenturkan ummat Islam dengan pemerintah kita sendiri.
Di sisi lain, kekuatan jahat yang ingin menjual negara ini dan juga ingin menguasai negara ini terus menjalankan setiap tahapan skenarionya tanpa terusik oleh “teriakan” atau “serangan” segelintir saudara saudara kita yang mulai menyadari rencana dan skenario mereka.
Sebagai contoh; lihatlah kelompok Vampire “syi'ah” terus membisu dan terus menyebarkan pahamnya tanpa peduli dengan “teriakan” ormas, atau tokoh atau siapapun. Dengan dukungan finansial yang mereka miliki, mereka mengerahkan “anjing-anjing herder” sewaan mereka untuk menggonggong dan menggonggong melawan setiap orang yang berusaha menghadang laju gerakan vampire “syi'ah”.
Kelompok “vampire syi'ah” sengaja memilih anjing-anjing herder yang berasal/berbasis dari ummat Islam dan memiliki basis masa yang kuat, untuk mematahkan setiap upaya perlawanan ummat Islam dan bangsa Indonesia yang cinta kepada kebenaran dan bumi pertiwi. Adapun tokoh-tokoh “vampire syi'ah” terus diam dan menjalankan setiap tahapan skenario mereka dengan tenang dan teliti.
Karena itu, pada kesempatan ini saya mengingatkan saudara-saudaraku untuk membangun dan merajut persatuan ummat dan bangsa. Janganlah terperangkap dalam jerat musuh-musuh kita sehingga kita lemah karena terus berbenturan dan berkelahi dengan bangsa sendiri, saudara sendiri dan pemerintah sendiri.
Pada kondisi semacam ini betapa pentingnya kita mengingat firman Allah Ta'ala berikut:
وَلاَ تَنَازَعُواْ فَتَفْشَلُواْ وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُواْ إِنَّ اللّهَ مَعَ الصَّابِرِينَ
Dan janganlah kalian berselisih sehingga akibatnya kalian ditimpa kegagalan dan hilanglah kekuatan kalian. Bersabarlah sejatinya Allah bersama orang-orang yang sabar. (Al Anfal 46)
SOLUSI yang paling tepat untuk kita tempuh pada kondisi yang penuh dengan carut marut ini ialah dengan melipat gandakan kesabaran dan perjuangan dalam menjernihkan suasana, menyerukan kebaikan. Percayalah kemenangan pasti menjadi milik hamba-hamba Allah yang beriman dan bertakwa.
Ya Allah, sejatinya musuh-musuh-Mu telah melancarkan segala tipu daya mereka, maka balaslah tipu daya mereka sejatinya Engkau adalah sebaik-baik Pembalas tipu daya para penjahat. Amiin.
Oleh: Ust DR. Arifin Baderi, MA.
0 Komentar