Pemimpin yang Amanah – AaGym
Segala puji hanya milik Allah Swt. Shalawat dan salam semoga selalu
terlimpah kepada sang pemimpin teladan seluruh alam, Muhammad Rasulullah
Saw.
Saudaraku, jauh sebelum nabi Muhammad Saw. diangkat sebagai seorang
rasul, bahkan ketika itu beliau masih sangat belia, beliau sudah sangat
dikenal di tengah masyarakatnya sebagai Al Amin, artinya orang
yang amanah atau bisa dipercaya. Gelar dari masyarakat Quraisy itu tiada
lain disebabkan kejujuran dan sikap tanggungjawab yang dimiliki nabi
Muhammad Saw.
Inilah yang menjadi alasan kaum Quraisy kala itu memberikan
kepercayaan kepada nabi Muhammad Saw. untuk menjadi penengah dan pemberi
jalan keluar bagi mereka yang sedang berselisih dalam pemindahan Hajar
Aswad.
Al Amin artinya orang yang amanah, bisa dipercaya, dan
bertanggungjawab. Inilah yang diteladankan oleh nabi Muhammad Saw.
Amanah adalah hal yang sangat mendasar yang penting dimiliki seorang
pemimpin.
Siapapun yang menjadi pemimpin hendaklah bertanya, “Apakah saya dipercaya atau tidak oleh orang yang saya pimpin?”
Jika banyak orang yang merasa ragu tentang keamanahan kita, maka
sesungguhnya itu tanda layak dan tidaknya kita memimpin mereka. Apalagi
keraguan mereka pun menjadi tanda ridha atau tidaknya mereka dipimpin
oleh kita.
Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang menjadi kuburan bagi aib
orang lain, bukan yang sering membeberkan kekurangan orang yang
dipimpinnya. Atasan yang baik adalah atasan yang tidak gemar
membuka-buka kekurangan karyawannya.
Pemimpin yang amanah adalah pemimpin yang setiap kali mengucapkan
janji, maka ia berusaha sekuat tenaga memenuhinya. Sekuat tenaga ia
menjaga harta kekayaan yang dititipkan di bawah kepemimpinanya. Sekuat
tenaga ia jauhi bujukan untuk korupsi dan manipulasi.
Setiap amanah yang akan diberikan kepada kita harus benar-benar
diperhitungkan terlebih dahulu apakah kita akan mampu
mempertanggungjawabkannya atau tidak. Setiap pejabat tentu mengucapkan
sumpah sebelum mengawali tugasnya. Menyebut sumpah itu sudah merupakan
janji, apalagi menyebut ‘Demi Allah’. Maka, memenuhinya adalah
kewajiban, dan mengkhianatinya adalah penginkaran terhadap Allah Swt.
Orang yang mempunyai jabatan, pangkat, kedudukan, jika dia malah
mengkhianatinya, maka semuanya itu pasti akan menjadi jalan kehinaan
bagi dirinya. Terlebih lagi masyarakat sekarang sudah semakin cerdas dan
kritis.
Semakin tinggi jabatan, jika terjatuh (karena tidak amanah), maka
bantingannya akan semakin meremukkan. Oleh karenanya, jangan rakus pada
kekuasaan dan jabatan. Namun, jika jabatan itu sudah ada di tangan, maka
bersungguh-sungguhlah menunaikannya, sehingga jabatan itu menjadi
ladang amal shaleh bagi kita.
Pemimpin yang amanah akan bertanggungjawab terhadap setiap perkara
sekecil apapun. Setiap ucapan ia upayakan mengandung kebenaran dan
kebaikan. Ia pun tidak meremehkan waktu walau sedetikpun, karena meski
satu detik tetap berharga. Baginya telat satu detik, satu menit, satu
jam, semuanya sama saja, yaitu telat!
Kepemimpinan diawali dengan amanah terhadap hal-hal kecil terlebih
dahulu. Pemimpin yang baik tidak hanya sukses di tempat pekerjaannya,
tapi juga harus sukses memimpin dirinya sendiri dan keluarganya. Tidak
sedikit para pemimpin yang mampu mengatur sistem, kantor, atau
perusahaan dengan baik, namun tidak mampu mengatur dirinya sendiri.
Tidak sedikit pemimpin yang tegas terhadap bawahannya, namun lembek
pada dirinya sendiri. Menekan bawahannya untuk disiplin, namun dirinya
tidak. Lalai menunaikan shalat sehingga sering di akhirkan. Diam-diam
gemar melakukan kemaksiatan.
Rasulullah Saw. bersabda, “Ketahuilah, setiap kalian adalah
pemimpin yang akan dimintai pertanggungjawabannya. Seorang imam adalah
pemimpin bagi masyarakatnya dan akan dimintai pertanggungjawaba tentang
kepemimpinannya,
Seorang suami adalah pemimpin bagi keluarga dan ia
bertanggungjawab terhadap keluarganya. Seorang istri adalah pemimpin
bagi rumah suaminya dan anak-anaknya dan ia bertanggungjawab terhadap
mereka,
Seorang pembantu adalah pemimpin bagi harta tuannya dan ia
bertanggung jawab terhadapnya. Setiap kalian adalah pemimpin dan tiap
kalian mempunyai tanggungjawab terhadap yang dipimpinnya”. (HR. Abu Daud)
Semoga Allah Swt. mengaugerahkan pemimpin yang amanah untuk kita.
Dan, semoga Allah Swt. memberikan taufik-Nya kepada kita sehingga kita
bisa menjadi pemimpin yang amanah bagi diri sendiri, keluarga dan
masyarakat. Aamiin ya Allah ya Rabbal ‘aalamiin.**
Ditulis oleh: KH. Abdullah Gymnastiar ( Aa Gym )
Beliau adalah pengasuh pondok pesantren Daarut Tauhiid Bandung – Jakarta.
Editor : Rashid Satari
0 Komentar