Buku Tamu

Ada Apa dengan Serangan Saudi ke Yaman?

Ada Apa dengan Serangan Saudi ke Yaman?

serangan saudi ke yaman

Saudi Serang Yaman?

Pak ustadz, bagaimana tanggapan Bapak atas keadaan di Yaman?dimana Arab menyerang Yaman, Israel dan Amerika berada dibalik penyerangan itu pula.. wassalam

Dari Beny Rusbandinar via Tanya Ustadz for Android

Jawaban:
Bismillah was shalatu was salamu ‘ala Rasulillah, amma ba’du,

Apa yang terjadi saat ini di Yaman, merupakan kelanjutan dari pemberontakan Syiah Houthi. Hingga tanggal 21 September 2014, ibu kota Yaman, Shan’a jatuh ke tangan Haouthi.

Februari 2015, Presiden Yaman, Abd Rabbuh Mansour Hadi melarikan diri ke Aden dari ibukota Sanaa. Sebelumnya dia telah disandera sebagai tahanan rumah oleh pemberontak Hautsi selama beberapa pekan.

Dan pada Maret 2015, Presiden Mansour Hadi mengumumkan pemindahan ibukota dan menjadikan kota Aden sebagai ibukota negaranya. Dia juga menyatakan bahwa ibukota Sanaa telah menjadi “kota yang diduduki” oleh pemberontak Syiah.

Karena desakan separatis Houthi yang kian kuat, akhirnya beliau mengirim surat ke beberapa negara teluk. Surat yang sangat menyentuh. Presiden Manshur Hadi menceritakan kondisi Yaman yang sudah berada di ambang kehancuran, sehingga membutuhkan pertolongan dari “para saudaranya”. Presiden menuliskan suratnya dengan sapaan “al-Akh” (saudara) bagi para pemimpin negara teluk.

Anda bisa simak suratnya di: http://goo.gl/1UlNx4

Surat itu ditujukan kepada para pemimpin negara teluk, Arab Saudi, Uni Emirat, Bahrain, Oman, Kuwait, dan Qatar. Presiden Mansour mengungkapkan, beliau menulis surat itu dengan penuh kesedihan atas nasib yang menimpa negaranya. Beliau mengutip piagam PBB tentang hak pembelaan diri setiap bangsa, dari gangguan yang mengancam keselamatan negara, dan kesepakatan antar-negara teluk untuk bersama-sama saling melindungi. Atas dasar ini, beliau mempersilahkan para pemimpin negara teluk untuk segara  mengatasi pemberontak Syiah Houthi di Yaman dengan kafah wasail (sarana yang memadai).

 

Bukan Agresi!

Dalam hukum internasional, tindakan agresi itu dianggap sebagai salah satu kejahatan internasional yang paling serius sampai tingkatannya sudah Jus Cogens atau Peremptory Norm (norma tertinggi dalam hukum internasional.

Apa itu agresi?

Pada Resolusi Majelis Umum PBB No. 3314 tahun 1974, yang kemudian dikutip di amandemen Statuta Roma pada Kampala Agreement di Pasal 8, menjelaskan bahwa pengertian agresi adalah:

“…the use of armed force by a State against the sovereignty, territorial integrity or political independence of another State, or in any other manner inconsistent with the Charter of the United Nations.”

Menggunakan kekuatan militer oleh Negara untuk menyerang kedaulatan, keutuhan wilayah atau kemerdekaan politik Negara lain. Atau cara apapun yang yang tidak sesuai dengan piagam PBB.

Artinya ada dua unsur utama dari agresi,

Pertama, penggunaan kekerasan bersenjata

Kedua, melawan kedaulatan, integritas territorial, dan kemandirian politik Negara lain.

Ketika kepala negara telah mengizinkan negara lain, bahkan meminta bantuan negara lain untuk melakukan tindakan apapun dengan sarana yang memadai, tentu tidak disebut agresi. Sehingga jelas, pernyataan kemlu Iran yang menuduh Saudi melakukan ekspansi, sangat tidak benar. Saudi dan negara-negara teluk lainnya, memiliki wewenang yang sah secara hukum untuk melakukan penyerangan ini.

 

Perang Ideologi

Banyak yang punya kepentingan dengan peristiwa ini. Bukan hanya kepentingan Yaman, dan negara teluk. Perang ini mewakili dua ideologi, islam melawan syiah. Kita bisa lihat pro kontra dalam fenomena ini. Tepat setelah negara-negara teluk melakukan membombardir kantong-kantogn syiah Houthi, Menlu Iran langsung membuat pernyataan penolakan. Di saat yang sama, presiden Turki, Erdogan memberikan dukungan moral dan membenarkan tindakan Saudi dan negara teluk lainnya.

Konflik luar negeri, konflik dalam negeri.

Bagi masyarakat Indonesia, semua konflik timur tengah berimbas pada perang media di tanah air. Masing-masing mewakili ideologi yang mereka hasung.

Ketika ribuan kaum muslimin sunni Suriah dibantai oleh rezim Basyar al-Asad yang berideologi Syiah, jangankan situs merdeka, detik saja tutup bicara. Di saat yang sama, pasukan syiah membuat berbagai pembelaan, semacam Muhsin Labib dan Dina Sulaiman.

Sesaat setelah syiah Houthi terpojokkan, sejuta tuduhan dusta untuk Saudi dikerahkan.

Tidak jauh jika kita menyatakan, ini perang ideologi.

Dulu, ketika Romawi dan Persia berperang, terjadi ketegangan antara para sahabat dan orang musyrikin Quraisy. Kaum muslimin lebih berpihak kepada Romawi, karena mereka beragama nasrani yang itu lebih dekat dengan agama samawi. Sementara orang Quraisy berpihak kepada Persia, penganut Majusi penyembah api, karena lebih dekat dengan kesyirikan.

Sekalipun di Mekah tidak terjadi perang fisik, namun ini memicu perang dingin. Hingga Abu Bakr berani melakukan taruhan dengan orang musyrik untuk membuktikan siapa yang menang. Abu Bakr yakin, Romawi akan menang, sebagaimana janji Allah di surat ar-Rum. (Tafsir Ibnu Katsir, 6/298).

Jika anda diberi pilihan, antara muslim ahlus sunah dengan kelompok syiah, kemanakah anda akan berpihak. Keberpihakan anda menentukan ideologi anda.

Perang Media

Syiah memiliki prinsip, lemparkan kebohongan, bela paham Khomaini. Karena mereka memiliki aqidah taqiyah, berbohong demi membela kepentingannya.


Beberapa hari yang lalu, merdeka membuat pernyataan bahwa dalam invansi Saudi, mereka dibantu Israel untuk menyerang Yaman. Ternyata setelah diusut, sumbernya adalah pernyataan Hassan Zayd, sekutu pemberontak syiah Houthi. Kenapa merdeka, karena situs ini digawangi Faisal Assegaf, syiah tulen.

Tidak jauh berbeda, yang dilakukan detik, untuk menjatuhkan martabat ahlus sunah, tidak segan membuat berita memalukan, Saudi menyerang Yaman, membunuh wanita dan anak-anak..??

Padahal realita di lapangan, pemberontak Houthi menyerang warga pengungsi.

Ada juga yang mencoba dengan sedikit analisis, bahwa misi terbesar Saudi adalah untuk perluasan wilayah dan untuk kepentingan ekonomi. Apa yang hendak direbut Saudi dari Yaman, hingga harus mengeluarkan dana besar untuk melakukan penyerangan udara, sementara negara ini sudah sangat mapan.

Sayangnya, para pendusta itu lebih banyak bicara. Semoga Allah melindungi umat islam dari kedustaan mereka.

Allahu a’lam.

Dijawab oleh Ustadz Ammi Nur Baits (Dewan Pembina Konsultasisyariah.com)

Anda bisa membaca artikel ini melalui aplikasi Tanya Ustadz untuk Android.
Download Sekarang !!

KonsultasiSyariah.com didukung oleh Zahir Accounting Software Akuntansi Terbaik di Indonesia.
Dukung Yufid dengan menjadi SPONSOR dan DONATUR.
  • SPONSOR hubungi: 081 326 333 328
  • DONASI hubungi: 087 882 888 727
  • Donasi dapat disalurkan ke rekening: 4564807232 (BCA) / 7051601496 (Syariah Mandiri) / 1370006372474 (Mandiri). a.n. Hendri Syahrial

Posting Komentar

0 Komentar