MENJALANI HIDUP ATAU MEMILIKI HIDUP?
Sahabat, pagi tadi saya
mendapatkan inspirasi luar biasa dari seorang tetangga. Profesinya hanya
seorang tukang parkir, namun yang membuat dirinya istimewa di hadapan
saya adalah karena ia MEMILIKI KEHIDUPAN. Betapa tidak, dari pukul 04.00
subuh ia sudah membangunkan masyarakat untuk siap-siap sholat subuh.
Lewat pengeras suara di mushola juga ia memanggil warga untuk sholat
subuh. Ternyata ia tidak sendirian pergi ke mushola, ia pun membawa serta putra putrinya. Subhanallah.
Selesai sholat, ternyata ia mengambil sepeda sederhana yang baru
dibelinya dan mulai bersepeda selama 2 jam. Kalau masih muda sih mungkin
biasa, yang luar biasa adalah karena usianya hampir 50 tahunan.
Perangainya yang sopan, optimis dan selalu bersyukur membuat kami senang
jika berjumpa dengan dirinya.
Sahabatku, betapa banyak hari
ini orang-orang yang sudah tidak MEMILIKI KEHIDUPAN. Disibukkan dengan
rutinitas yang menjemukkan, atau tuntutan untuk bisa bertahan hidup.
Yang lebih berada menghabiskan uangnya untuk shopping, traveling atau
membeli mobil atau rumah baru. Tapi keluarganya kering dan hampa. Hidup
mengalir tanpa tujuan dan target yang mau dicapai.
Berapa
banyak mahasiswa yang disibukkan dengan rutinitas kuliah, main, dan
organisasi? Sampai waktu bersama keluarga pun tersita.
Berapa
banyak orang tua, yang sibuk membangun karir atau bisnisnya, sedangkan
pendidikan anak tak terperhatikan? Penanaman akhlak dan akidah tak
diajarkan. Istri tak pernah diperhatikan. Jangan salahkan jika istri
jadi pembangkang, anak susah diatur. Kekayaan yang didapat habis begitu
saja tanpa KEBERKAHAN yang didapat.
Sudah semestinya kita
berkaca pada kemuliaan akhlak Rasulullah saw. Sang Negarawan sekaligus
panglima perang sejati, namun pandai memuliakan istri dan anak-anak.
Seorang pengusaha terpercaya namun juga seorang 'alim yang zuhud dan
ringan bersedekah. AllahuAkbar!
Sahabat, mari kita evaluasi diri:
# Saat bangun tidur, sudahkah kita berdo'a dan bersyukur atas kesempatan hidup yang didapat?
# Saat Sholat subuh, sudahkah kita lakukan dengan tenang, khusyu dan ikhlas?
# Saat, pagi hari menyantap sarapan, sudahkah kita nikmati setiap makanan yang masuk ke mulut?
# Saat beraktivitas, sudahkah kita niatkan sebagai amal soleh?
MEMILIKI HIDUP memang tak mudah, namun bisa kita USAHAKAN.
MENJALANI HIDUP ADALAH KEPASTIAN, NAMUN MENIKMATINYA ADALAH PILIHAN.
Semoga kita termasuk orang yang bisa MEMILIKI HIDUP dan KEHIDUPAN.
Senantiasa bersyukur dan mengisi waktu dengan kebaikan dan amal soleh.
Aamiin.
Setia Furqon Kholid
*Silahkan diaminkan, semoga Allah kabulkan
*Silahkan dibagikan/share. Semoga bermanfaat
0 Komentar